Kamis, 19 Januari 2012

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A.Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.
Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
– Terjadi dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
- Terjadi dengan Sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
1) Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2) Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).
study kasus :
pelapisan sosial pada kaum ningrat dengan kaum awam.
Kaum ningrat tidak di perbolehkan berhubungan dengan kaum awam dikarenakan perbedaan sosial.

Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat:
1) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
2) Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
3) Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
4) Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
5) Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

KESAMAAN DERAJAT DAN PERSAMAAN HAK
Sebagai warga negara Indonesia, tidak dipungkiri adanaya kesamaan derajat antar rakyaknya, hal itu sudah tercantum jelas dalam UUD 1945 dalam pasal ..
1. Pasal 27
• ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemenrintahan
• ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
2. Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.
3. Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara
4. Pasal 31 ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.
ELITE DAN MASSA
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan an lainnya lagi. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Ada dua kecenderungan untuk menetukan elite didalam masyarakat yaitu : pertama menitik beratakan pada fungsi sosial dan yang kedua, pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral. Kedua kecenderungan ini melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal, elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa. Sedangkan elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan dengan problem-problema yang memperlihatkan sifat yang keras masyarakat lain atau mas depan yang tak tentu.Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spotnan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd,t etapi yang secara fundamental berbeda dengannyadalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperanserta dalam perilaku misal seperti mereka yang terbangkitkan minatnya oeleh beberap peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan seperti dibertakan dalam pers atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas
Sumber :
-http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial
-http://yanezzcihuy.wordpress.com/2010/10/23/terjadinya-pelapisan-      sosial/
-http://www.facebook.com/topic.php?uid=174781952364&topic=11155
- Modul ISD universitas Gunadarma.
- UUD 1945 Amandemen.

AGAMA DAN MASYARAKAT

Pengertian Agama Dan Masyarakat
Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983. Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.

Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.
Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. Bagaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di Indonesia.

Fungsi Agama Dalam Kehidupan Bermasyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat, agama memegang peranan yang besar dan sangat penting. Keberadaan agama di tengah-tengah masyarakat tidak dapat diabaikan. Agama mengatur tentang bagaimana membentuk masyarakat yang madani. Agama juga yang mampu menciptakan kerukunan dalam kultur masyarakat yang majemuk. Seperti yang kita semua ketahui bahwa tidaklah mudah untuk hidup dalam perbedaan. Setiap perbedaan, utamanya perbedaan pendapat yang ada di masyarakat dapat memicu timbulnya perselisihan. Di sinilah posisi agama memainkan perannya yang penting sebagai penegak hukum dan menjaga agar masyarakat saling menghormati dan tunduk pada hukum yang berlaku.
Jika dalam masyarakat agama sudah tidak dianggap memegang peran yang penting, dapat dipastikan kehidupan sosial masyarakat tersebut akan mengalami dekadensi moral dan kekacauan yang nantinya bakal meluas ke lingkup yang lebih luas, yakni bangsa dan negara. Dan ini merupakan ciri dari akan hancurnya dunia! Yah, kiamat sudah dekat jika agama telah hilang dari sendi-sendi kehidupan.
Agama memainkan perannya yang sentral dalam hal kultur maupun kehidupan sosial kemasyarakatannya melalui nilai-nilai luhur yang diajarkannya. Diantara sekian banyak nilai-nilai yang terdapat dalam agama tersebut, nilai luhur yang paling banyak dan paling relevan dengan sosial kemasyarakatan adalah nilai spiritual yang tetap menjaga agar masyarakat tetap konsisten dalam menjaga stabilitas lingkungan, serta nilai kemanusiaan yang mengajarkan manusia agar dapat saling mengerti satu sama lain, serta dapat saling bertenggang rasa. Saling memahami antar masyarakat merupakan langkah awal yang bagus untuk membentuk masyarakat yang madani.
Reff:
http://obyramadhani.wordpress.com

Selasa, 17 Januari 2012

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

Pengertian Masyarakat
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Syarat-syarat Menjadi Masyarakat
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
Perbedaan dan ciri-ciri antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
1).Perilaku homogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4).Isolasi sosial, sehingga statik
5).Kesatuan dan keutuhan kultural
6).Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
7). Kolektivisme
Masyarakat Kota:
1). Perilaku heterogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan 3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4).Mobilitassosial,sehingga dinamik
5).Kebauran dan diversifikasi kultural
6).Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular 7).Individualisme
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja .
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.

Hubungan Desa-Kota, Hubungan Pedesaan-Perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Aspek Positif dan Negatif
a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).

SUMBER :
-http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-     sosial-antar-manusia
-http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/06/pengertian-masyarakat-perkotaan.html
-http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/perbedaan-antara-desa-dan-kota.html
-http://www.scribd.com/doc/42585724/MASYARAKAT-PEDESAAN-DAN-MASYARAKAT-PERKOTAAN

TUGAS BAHASA INDONESIA 1 : MENEBAK ADOPSI KOMPUTASI AWAN

Vendor TI terkemuka, seperti Google dan Microsoft kini gencar mengampanyekan komputasi awan(cloud computing) sebagai era baru berkomputasi. Banyak orang percaya, komputasi awan akan mengubah cara penggunanya bekerja dengan komputer dalam waktu dekat. Apakah anda memiliki asumsi yang sama?
Ada tiga alasan pokok, mengapa orang mau membeli dan mengimplementasikan sebuah teknologi. Pertama, teknologi tersebut bisa menghemat biaya (save money). Kedua, teknologi tersebut bisa menghasilkan uang (make money). Terakhir, teknologi bisa meminimalisasi resiko (reduce risk). Value proposition inilah yang dimanfaatkan oleh vendor TI untuk memasarkan produk-produk mereka.
Di era 1980-an, komputasi mandiri (stand alone) adalah metode komputasi yang umum. Saat itu, kemampuan hardware yang mumpuni menjadi diferensiasi untuk menjual PC. Semakin cepat prosesor, semakin besar kapasitas RAM, dan besarnya kapasitas media penyimpanan, menjadikan pembeda (differentiator) antar merek. Mengapa PC berkemampuan dahsyat cepat diadopsi orang? Karena pada masa itu, asumsi yang umumnya berlaku adalah kecepatan komputasi berbanding lurus dengan produktivitas yang pada akhirnya dapat memompa pendapatan (make money).
Di era 1990-an, dikenalkan komputasi jaringan peer-to-peer yang memungkinkan PC terhubung satu dengan yang lainnya. Windows for Workgroup adalah sistem operasi jaringan yang umum digunakan orang untuk membuat jaringan peer-to-peer. Alasan orang mengadaptasi metode komputasi ini adalah kemampuan jaringan peer-to-peer dalam menyediakan feature bebagi sumber daya, seperti printer dan media simpan untuk berbagi file. Dengan berbagi sumber daya orang bisa menghemat biaya (save money).
Di pertengahan hingga akhir 1990-an, evolusi teknologi TI yang dimotori perkembangan Internet memperkenalkan komputasi client-server. Konsep ini menggunakan server dengan kemampuan pemrosesan tinggi yang dilengkapi kapasitas penyimpanan data lebih besar untuk menjadi pusat data perusahaan serta pusat berbagi sumber daya. Ada dua perbedaan utama antara client-server dengan peer-to-peer. Pertama, konsolidasi sumber daya. Di sini, sumber daya yang dipakai untuk berbagi adalah sumber daya di server (misalkan file server). Konsolidasi memudahkan manajemen beserta proses back-up. Kedua, dikenalkannya metode otentikasi pengguna. Dengan otentikasi, akses pengguna ke jaringan dan proses berbagi sumber daya bisa dikontrol. Contohnya, pengguna dari departemen penjualan tidak bisa mengakses folder akunting yang ada di server. Mengapa orang mau mengadopsi komputasi client-server? Karena komputasi ini bisa mengurangi resiko (reduce risk) terhadap sumber daya yang dibagi. Perusahaan bisa melakukan audit akses terhadap sumber daya (misalkan share folder). Bisa mengontrol akses ke sumber daya berarti ujungnya adalah mengamankan data sesuai peruntukannya.
Sekarang, evolusi TI yang terjadi adalah komputasi awan, komputasi awan didorong oleh adopsi Internet pita lebar yang memiliki kecepatan tinggi. Lalu, faktor apa yang bisa mendorong orang untuk mengadopsi komputasi awan? Save money, make money, atau reduce risk?
Komputasi awan adalah “memindahkan” beban kerja yang ada di jaringan lokal ke Internet (yang keberadaan dan fungsinya dianalogikan dengan “awan”). Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya (save cost). Memelihara server di jaringan lokal menimbulkan biaya yang terkait dengan ongkos pemeliharaan, mulai dari server, orang, hingga kebutuhan data center. Dengan memindahkan beban kerja kea wan, beban biaya bisa ditekan karena ongkos yang dibebankan oleh penyedia jasa “awan” relative lebih rendah (beban biaya akan menurun seiring banyaknya pengguna). Selain itu, tawaran ‘pay as you go’ memberikan opsi biaya variabel sesuai dengan beban atau pengguna dibandingkan biaya tetap. Contoh, biaya komputasi awan bisa berbasis utilisasi bandwidth atau utilisasi prosesor (variabel) tanpa penagihan biaya per server (fixed cost)
Komputasi awan juga menawarkan feature keamanan. Kenyataan bahwa jaringan awan dikelola oleh provider terkenal memberikan rasa aman akan up-time dan server akan dikelola secara professional. Dari kedua faktor pendukung inilah, kita bisa optimis bahwa komputasi awan akan diadopsi oleh banyak orang sehingga dibentuk era baru dalam komputasi.
SUMBER : Majalah Komputer “CHIP” edisi 10 2011, hal 31.

Hasil Pembahasan Kelompok :
  1. Kata –kata yang tidak ilmiah:
  1. Gencar        terus menerus tidak putus-putus
  2. Mumpuni     mampu melaksanakan tugas dengan baik
  3. Memompa    memberikan/menghasilkan
  4. Diferensiasi     pembeda
  5. Peer-to-peer     ujung ke ujung
  6. Konsolidasi    menyatukan atau memperkuat
  7. Utilisasi        pemanfaatan atau penggunaan
  8. Provider    penyedia
  1. Arti kata
  1. Komputasi    algoritma yang digunakan untuk menemukan suatu cara untuk memecahkan masalah dari sebuah data input.
  2. Vendor         adalah lembaga, perorangan atau pihak ketiga yang menyediakan bahan, jasa, produk untuk diolah atau dijual kembali atau dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 
  3. Client         pengguna
  4. Server        penyedia
  5. Backup         cadangan
  6. Otentikasi     proses verifikasi/identifikasi data atau identitas.
  7. Bandwidth    lebar saluran data yang dapat dilewati oleh data-data secara ditransfer secara bersamaan. Satuan bandwidth adalah bit per second (bps).
  8. Prosesor     perangkat pengendali sistem komputer (otak dari komputer)
  9. RAM        Media penyimpanan sementara pada perangkat komputer
  1. Tanggapan terhadap artikel:
Setelah membaca artikel diatas, ada beberapa tanggapan yang akan kami berikan.
  1. Artikel tersebut menggunakan beberapa kata serapan dari bahasa asing, seperti : diferensiasi, konsolidasi, utilisasi, feature.
  2. Berdasarkan paragraf, artikel ini disusun secara berurutan, karena menceritakan dari awal sampai akhir terbentuknya komputasi awan.
  3. Terjadi beberapa pengulangan kata dalam satu paragraf. Misal pada paragraf 2 terjadi pengulangan kata teknologi sebanyak 3 kali. Pengulangan kata peer-to-peer sebanyak 3 kali pada paragraf 4.

Tugas Bahasa Indonesia 1 : Membahas Jurnal Ilmiah

SISTEM PENJUALAN SEPATU FUTSAL, KOSTUM DAN JAKET BOLA DENGAN MENGGUNAKAN VB.NET
SUMBER : UG JURNAL  VOL.5 NO. 07 TAHUN 2011

Pada tugas kedua Bahasa Indonesia 1 ini, kelompok kami akan membahas sebuah jurnal dengan judul Sistem Penjualan Sepatu Futsal, Kostum dan Jaket Bola dengan Menggunakan VB.NET.
Secara umum, jurnal ini sudah baik dan informatif. Jurnal ditulis secara bertahap mulai dari latar belakang pembuatan sistem, metodologi yang digunakan sampai pada tahap-tahap pembuatan sistem. Selain itu, disampaikan juga mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan. Namun demikian, ada beberapa hal yang menurut kelompok kami masih perlu di perbaiki dan ditambahkan. hal-hal yang akan kami bahas adalah mulai dari cara penulisan dan pemilihan kata/kalimat, serta isi dari tulisan tersebut.
  1. Pembahasan mengenai cara penulisan kata/kalimat
  1. Bagian Pendahuluan, pada paragraf pertama di tuliskan:
“Perkembangan komputer membantu memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan guna mendapatkan informasi yang lebih mudah dan dapat cepat dilakukan”

Kalimat tersebut dapat disederhanakan menjadi:
“Perkembangan komputer membantu manusia dalam melakukan pekerjaannya guna mendapatkan informasi dengan lebih mudah dan cepat”
  1. Bagian Perancangan dan Implementasi, pada paragraf pertama di tuliskan:
“Dalam pembuatan sistem penjualan sepatu futsal, kostum dan jaket bola ini menggunakan Visual Basic.NET dan MySQL”
Kata menggunakan yang di cetak tebal, seharusnya diganti dengan kata digunakan.
Atau kalimat tersebut dapat diganti dengan:
“Sistem penjualan sepatu futsal, kostum dan jaket bola dibuat menggunakan Visual Basic.NET dan MySQL”
  1. Pembahasan isi jurnal
Pada bagian Tinjauan Pustaka, disebutkan bahwa pengertian dari aplikasi penjualan adalah sebuah program atau perangkat lunak yang menyediakan proses penjualan barang kepada konsumen. Akan tetapi berdasarkan fungsi dari aplikasi penjualan yang dibuat dapat diketahui bahwa aplikasi tersebut tidak hanya untuk proses penjualan saja, tetapi didalamnya terdapat juga proses yang lain, seperti pencatatan barang (barang masuk dan keluar), laporan penjualan serta laporan keuangan. Menurut kelompok kami dalam menyampaikan sebuah definisi suatu kata/kalimat harus dijelaskan secara detail, sehingga setiap orang yang membaca tulisan tersebut dapat mengerti dan paham mengenai apa yang dibahas, terutama jika pembaca adalah orang awam.
Pada tulisan tersebut tidak disebutkan secara jelas fitur-fitur apa saja yang terdapat pada aplikasi. Sebaiknya diawal penulisan sudah dijelaskan fitur-fitur apa saja yang dimiliki oleh sistem tersebut.
Untuk Rancangan Output, terdiri dari Laporan Penjualan Barang dan Nota Pembelian. Menurut kelompok kami, masih ada laporan yang harus dimiliki oleh sistem, yaitu laporan persediaan barang. Laporan persediaan barang ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah barang yang tersedia sehingga dapat dilakukan antisipasi jika ada jenis barang yang sudah habis.
Selain itu, pada sistem ini perlu ditambahkan juga sebuah tabel untuk supplier. Tabel tersebut berisi mengenai data-data supplier yang menyuplai barang-barang ketoko terkait.

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik, logik dan konsisten.
Langkah-langkah memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan :
1.    Pengamatan yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung dengan cara berpikir analisis, sintesis, induktif dan deduktif.
2.    Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta.
Teknologi merupakan hasil dari ilmu pengetahuan. Teknologi mempermudah kehidupan manusia tetapi mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri.
Kehebatan teknologi itu sendiri : Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi. Menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri :
•    Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
•    Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
•    Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
•    Teknis, berkembang pada suatu kebudayaan.
•    Monisme, artinya semua teknis bersatu, saling berintekasi dan saling bergantung.
•    Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi,bahkan dapat menguasai kebudayaan
•    Otonomi , artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri

Hubungan antara Teknologi dan Kemiskinan
Kemiskinan lazim dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
Garis kemiskinan, menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh 3 (tiga) hal, yaitu :
•    Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
•    Posisi manusia dalam lingkungan sekitar.
•    Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi
Pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier dipengaruhi oleh tempat serta kedudukan dimana ia bekerja.
Semakin baik tempat ia bekerja dan semakin tinggi kedudukannya maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang diterimanya.
Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik atau layak diperlukan keterampilan dan penguasaan terhadap teknologi yang ada, yang akan mempengaruhi kedudukan seseorang didalam perusahaan tersebut. Untuk menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut, diperlukan proses pendidikan yang panjang dan biaya yang cukup mahal, karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pula ilmu yang ia dapat dan dari ilmu yang ia peroleh dapat digunakan untuk membuat teknologi atau sekedar sebagai pemakai teknologi. Kendalanya adalah tidak semua orang dapat  memperoleh pendidikan karena keterbatasan ekonomi, sehingga orang-orang yang pendidikannya kurang memperoleh pekerjaan seadanya atau serabutan sehingga pendapatan yang diperoleh pun semakin kecil dan tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primernya. Pemerintah seharusnya turun tangan dalam masalah ini, sehingga orang-orang yang tidak mampu mendapat  pendidikan yang layak bantuan dapat berupa sekolah gratis  pemberian subsidi bagi orang-orang yang tidak mampu, serta mengajarkan keterampilan kepada mereka, sehingga angka kemiskinan di negara ini dapat menurun.







































Prasangka dan Diskriminasi

Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan harmonis, baik antar individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima.Dalam suatu masyarakat terdapat keanekaragaman baik gender, suku, budaya, agama dan sejarah.

Latar belakang gender,suku, budaya, agama dan sejarah dan perkembangan sosio-kultural merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya prasangka dan diskriminasi. Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.

Ketidaksetaraan gender merupakan salah satu bentuk diskriminasi. Dimana laki-laki memiliki hak yang berbeda dibandingkan perempuan. Salah satu contohnya adalah dalam bidang pendidikan, masih banyak orang yang berfikir bahwa wanita tidak perlu memiliki pendidikan yang tinggi dikarenakan kodrat wanita menjadi seorang ibu yang notabene biasanya hanya berada dirumah mengurus pekerjaan rumah dan anak-anak. Padahal ibu rumah tangga juga memerlukan pendidikan dan pengetahuan yang lebih untuk mendidik anak-anaknya dan mengatur rumah tangganya, karena didikan dari seorang ibulah yang mendukung seorang anak akan menjadi apa nantinya. Banyak juga dari wanita yang diberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan lebih tinggi sukses dalam karier dan rumah tangganya.
Diskriminasi ini dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dimasyarakat dengan cara membuka pola pikir masyarakat yang kuno menjadi modern, memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan baik untuk laki-laki maupun perempuan serta menanamkan sikap saling menghargai antar sesama.